Uji Organoleptik Tempe dari Kacang Kedelai (Glycine max) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)

https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol1/352

Authors

  • Alda Safitry Universitas Negeri Padang
  • Mutia Pramadani Universitas Negeri Padang
  • Wilza Febriani Universitas Negeri Padang
  • Afifatul Achyar Universitas Negeri Padang
  • Resti Fevria Universitas Negeri Padang

Abstract

Tempe merupakan hasil bioteknologi khas dari Indonesia dengan bahan dasar kacang-kacangan. Tempe secara umum dibuat dari bahan dasar kacang kedelai yang difermentasi dengan jenis kapang Rhizopus sp. Setelah dicobakan lebih banyak yang menyukai tempe dari kacang merah 100% dibanding dengan tempe dari kacang kedelai 100% maupun tempe campuran dari kacang merah 20% dengan kacang kedelai 80%, dengan alasan tempe dari kacang merah 100% lebih krispi, wangi dan enak.  Berdasarkan uji organoleptik dari 25 orang panelis tak terlatih didapatkan rata-rata yang menyukai tempe kacang kedelai 100% yaitu 3,75, tempe dari kacang merah 100% yaitu 4,45 dan tempe yang terbuat campuran kacang kedelai 80% dengan kacang merah 20% rata-rata yang menyukainya  sebanyak 3,63. Tingginya tingkat konsumsi kedelai mengakibatkan naiknya harga kedelai, oleh karena itu perlu adanya bahan baku alternatif lain untuk menggantikan kedelai (Glycine max) sebagai bahan baku tempe yaitu kacang merah (Phaseolus vulgaris). Metode yang digunakan adalah studi literatur atau studi kepustakaan yang digunakan untuk melengkapi penulisan pada artikel ini serta studi eksperimental untuk melakukan uji organoleptic pada tempe dari kacang kedelai (Glycine max) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris).

Published

2022-05-31

How to Cite

Alda Safitry, Mutia Pramadani, Wilza Febriani, Afifatul Achyar, & Resti Fevria. (2022). Uji Organoleptik Tempe dari Kacang Kedelai (Glycine max) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris). Prosiding Seminar Nasional Biologi, 1(2), 358–369. https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol1/352

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >>