Uji Organoleptik Tempe dari Kacang Kedelai (Glycine max) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)
Abstract
Tempe merupakan hasil bioteknologi khas dari Indonesia dengan bahan dasar kacang-kacangan. Tempe secara umum dibuat dari bahan dasar kacang kedelai yang difermentasi dengan jenis kapang Rhizopus sp. Setelah dicobakan lebih banyak yang menyukai tempe dari kacang merah 100% dibanding dengan tempe dari kacang kedelai 100% maupun tempe campuran dari kacang merah 20% dengan kacang kedelai 80%, dengan alasan tempe dari kacang merah 100% lebih krispi, wangi dan enak. Berdasarkan uji organoleptik dari 25 orang panelis tak terlatih didapatkan rata-rata yang menyukai tempe kacang kedelai 100% yaitu 3,75, tempe dari kacang merah 100% yaitu 4,45 dan tempe yang terbuat campuran kacang kedelai 80% dengan kacang merah 20% rata-rata yang menyukainya sebanyak 3,63. Tingginya tingkat konsumsi kedelai mengakibatkan naiknya harga kedelai, oleh karena itu perlu adanya bahan baku alternatif lain untuk menggantikan kedelai (Glycine max) sebagai bahan baku tempe yaitu kacang merah (Phaseolus vulgaris). Metode yang digunakan adalah studi literatur atau studi kepustakaan yang digunakan untuk melengkapi penulisan pada artikel ini serta studi eksperimental untuk melakukan uji organoleptic pada tempe dari kacang kedelai (Glycine max) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris).
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2022 Alda Safitry, Mutia Pramadani, Wilza Febriani, Afifatul Achyar, Resti Fevria
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/) which permits unrestricted non-commercial use, distribution and reproduction in any medium