Studi Proses Fermentasi Material Organik: Konversi Sampah Organik menjadi Eco-Enzyme Larutan Multiguna untuk Kehidupan dan Bumi

Abstract

Volume sampah dan limbah terproduksi oleh kehidupan manusia terus meningkat dan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, mencakup organik, anorganik dan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3). Sampah organik >54% dari total limbah terproduksi dan terus membebani tempat pembuangan akhir (TPA). Konversi sampah-limbah organik sisa buah dan sayuran menjadi eco-enzyme (EE)  penting digalakkan  guna mengurangi timbunan sampah dan memperoleh larutan multiguna bagi kehidupan dan bumi. Tujuan penelitian ini untuk pengujian tahapan selama proses fermentasi pada produk-antara biokonversi dari sisa buah-sayuran menjadi eco-enzyme (EE). Metode pada penelitian-pembuatan EE dengan campuran bahan molase, sisa buah-sayur, dan air sumur perbandingan 1:3:10. Dilakukan uji variable total dissolved solid (TDS), electrical conductivity (EC), oksidasi-reduksi potensial (ORP), pH, dan suhu.  EE hari ke-46 dan EE produk jadi (≥90 hari). Berdasarkan hasil penelitian dalam proses fermentasi EE hari ke-46 pada Reaktor-1 variabel TDS, EC, pH, dan suhu berurutan 3385 ppm, 6855 µS/cm, 3,48, 190 mV, 28,6ºC; untuk Reaktor-2 berurutan 3315 ppm, 6530 µS/cm, 3,34, 188 mV, 28,3ºC. Selanjutnya EE produk jadi berurutan 3460 ppm, 6900 µS/cm, 3,34, 159mV, 29,6oC. TDS dan EC yang tinggi disemua sampel.  Hal ini menunjukkan bahwa pada EE terjadi mikanisme biokonversi dari terlarut, garam, klorida, dan material organik. Eco-enzyme yang dihasilkan berwarna lebih coklat tua pada EE produk dengan fermentasi ≥90 hari di bandingkan EE lainnya. EE dalam proses fermentasi beraroma khas fermentasi sesuai dengan jenis bahan organik yang digunakan.