Etika Bioteknologi: Kloning terhadap Manusia
Keywords:
bioteknologi, etika, kloning, manusiaAbstract
Ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Hal tersebut merupakan hal yang tidak dapat dihindari, namun masih dapat ditanggulangi. Salah satu bentuk dari perkembangan IPTEK adalah munculnya pembaharuan di bidang bioteknologi, salah satunya adalah kloning (cloning). Kloning adalah serangkaian proses penggandaan makhluk hidup yang dilakukan melalui campur tangan manusia atau proses perkembangbiakan buatan yang dilakukan untuk mendapatkan individu baru yang identik dengan induknya. Keberhasilan peneliti dalam melakukan kloning terhadap tumbuhan dan hewan meningkatkan keinginan peneliti untuk mengembangkan teknik kloning ini terhadap manusia. Hal ini menuai pro kontra dari berbagai pihak, perlunya pertimbangan dari berbagai aspek untuk menerapkan teknik ini terhadap manusia, karena pada dasarnya manusia itu sangat berbeda dengan tumbuhan dan hewan yang telah diteliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan harus didasari oleh etika penelitian, dimana etika sebagai kajian tentang hakikat moral dan keputusan/kegiatan menilai (the study of the nature of morality and judgement). Penentuan objek penelitian dan penerapan pengetahuan perlu berlandaskan prinsip-prinsip etika agar terhindar dari dampak negatif hasil penelitian dan penerapan pengetahuan sains di masyarakat, seperti penurunan kualitas lingkungan dan dehumanisasi.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2022 Shinta Triana Putri, Yusni Atifah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/) which permits unrestricted non-commercial use, distribution and reproduction in any medium